Senin, 20 Februari 2012

lesson in love

On the dark side of the street
Just about midnight on the way
To the bright side when she calls
She turned out the light
I'm just a beginner when it comes
From a number on the wall

All God's children need someone to love
And you know I found mine
I've been waiting for the one
After her you will see me gone
I got a question answered anyway
She turned out to be a lesson in love
A lesson in love

Bad girls cross the line
Get it for nothing anytime
I am a victim of the blues
She don't know the truth
Nobody told her how to cry
She got a back against the wall

All God's children need someone to love
And you know , baby , you know I found mine
She can show me I'm the one
After me she'll be on the run
And lightning strikes in my bedroom
The satisfaction was to me a lesson in love
If you give your love for the first time
A lesson in love
You could learn from me
It's gonna be

All God's children need someone to love
And you know , baby , you know I found mine
She can show me I'm the one
After me she'll be on the run
And lightning strikes in my bedroom
The satisfaction was to me a lesson in love
If you give your love for the first time
A lesson in love
You could learn from me
It's gonna be
A lesson in love
There are ways and means for your pleasure
A lesson in love
Now just you wait and see
It's gonna be
A lesson in love
If you give your love for the first time
A lesson in love
You could learn from me
A lesson in love

There are ways and means ..

suratku untuk yang melahirkanku dan merawatku

Ayah Bunda,
Beranjak dewasa aku semakn jarang mengatakan aku cinta pada kalian. Aku merasa itu adalah kekanak-kanakan. Kenyataannya adalah aku mencintai kalian dan bahkan tak pernah berkurang selalu lebih dan lebih
Aku tahu kalian tahu, tetapi bagaimanapun aku ingin mengatakannya. Aku takkan pernah bisa membalas jasa kalian untuk membesarkanku. Ada banyak pengorbanan yang seorang anak tidak pernah sadari hingga mereka dewasa. Biaya tak pernah menjadi halangan buat kalian. Kalian terus memberi dan memberi sehingga menjadikanku seperti sekarang ini.
Aku sangat berterima kasih akan semua ini. Kalian telah mengajariku banyak hal, tapi yang terhebat dari semua ini adalah cinta kalian. Kekuatan dan semangat kalian adalah teladan buatku. Aku sadar apapun yang aku lakukan dan impikan, aku kanselalu dapat datang pada kalian dan kalian kan mendukungku.
Maafkan aku jika aku belum cukup mengatakan pada kalian, tapi ingatlah selalu bahwa aku sangat menyayangi kalian selalu.
Anakmu,

HAL KEIMANAN


PENDAHULUAN
 
1. Latar Belakang
Dewasa ini banyak sekali orang yang merasa diri-nya beriman, mereka juga hafal benar arti dari kata iman. Namun, sesungguhnya mereka belum mengerti apa makna dari iman itu, serta tingkahlaku dan perbuatan mereka tidak mencerminkandiri-nya beriman.

ISI 

Menurut bahasa Iman berarti “pembenaran hati”. Sedangkan menurut istilah,

Iman adalah :
تصديق بالقلب , وإقرارباللسان , وعمل بالأركان
“Membenarkan dengan hati, mengikrarkan dengan lisan dan mengamalkan dengan anggota badan”

(Sumber : At-Taudhiih wal Bayaan li Syaratil Iimaan, karya Imam Abdurrahman bin Nashir as-Sa’di, At-Tauhid Lish Shaffits Tsani Al-’Ali, karya Al-Allamah Shalih Fauzan Al-Fauzan)

Imam Ibnu Rajab mengatakan : ”Imam Syafi’i menyebutkan bahwa Ijma’ para sahabat, tabi’in dan orang setelah mereka yang mereka temui.”

DALIL DEFINISI IMAN
Definisi Iman yaitu ”Membenarkan dengan hati, mengikrarkan (mengucapkan) dengan lisan dan mengamalkan dengan anggota badan.” Definisi ini diambil dari banyak ayat al-Quran dan hadits Nabi Shallallahu’alaihi wa Sallam, serta dari ijma’ (kesepakatan ulama), diantara dalilnya itu adalah.

Hadits yang pertama,
Hadits dari Abu Hurairah Radhiyallahu’anhu dari Nabi Shallallahu’alaihi wa Sallam, bahwa beliau bersabda : ”Iman adalah tujuh puluh lebih cabang atau enam puluh lebih cabang. Cabang iman yang paling utama ialah perkataan tidak ada tuhan yang berhak disembah kecuali Allah dan cabang iman terendah ialah menyingkirkan gangguan dari jalan. Malu termasuk salah satu cabang iman.” (Hadits ini Shahih, Dikeluarkan atau diriwayatkan oleh Al-Bukhari no 9, Muslim no 35, Ahmad 2/414, Abu Daud no 4676, At-Tirmidzi no 2614, An-Nasa’i 8/110, Ibnu Majah no 57, Ibnu Hibban no 166, 167, 181, 190, 191.)

Pengeluaran dalil dari hadits itu, ” Cabang iman yang paling utama ialah perkataan tidak ada tuhan yang berhak disembah kecuali Allah” Ini menunjukkan bahwa ucapan adalah bagian dari Iman. ”dan cabang iman terendah ialah menyingkirkan gangguan dari jalan.” Ini menunjukkan bahwa perbuatan adalah bagian dari Iman. ”Malu termasuk salah satu cabang iman.” Ini menunjukkan bahwa perbuatan hati, seperti malu, dan lain – lain termasuk kedalam keimanan.

Hadits kedua,
Hadits dari Abu Sa’id Al-Khudri Radhiyallahu’anhu berkata , aku mendengar Rasulullah Shallallahu’alaihi wa Sallam bersabda : ”Barangsiapa di antara kalian melihat kemungkaran, hendaklah ia mengubahnya dengan tangan nya. Jika ia tidak mampu, maka dengan lidahnya. Jika tidak mampu, maka dengan hatinya dan itulah iman yang paling lemah.” (Hadits ini Shahih, Dikeluarkan atau diriwayatkan oleh Muslim no 49, Ahmad 3/10, 20, 49, 50, Abu Daud no 1140, 4340, At-Tirmidzi no 2172, An-Nasa’i 8/11, 121 dan Ibnu Majah no 1275, 4013, Hadits ini dishahihkan oleh Ibnu Hibban no 306, 307)

Pengeluaran dalil dari hadits itu, ” Barangsiapa di antara kalian melihat kemungkaran, hendaklah ia mengubahnya dengan tangan nya.” Ini menujukan bahwa perbuatan itu termasuk kedalam keimanan. ”Jika ia tidak mampu, maka dengan lidahnya” Ini menujukan bahwa perkataan itu termasuk kedalam keimanan. ”Jika tidak mampu, maka dengan hatinya dan itulah iman yang paling lemah.” Ini menujukan bahwa membenci didalam hati, adalah bagian dari keimanan.

Ijma’ (Kesepakatan) Ulama.
Imam Ibnu Rajab mengatakan : ”Imam Syafi’i menyebutkan bahwa Ijma’ para sahabat, tabi’in dan orang setelah mereka yang mereka temui.” mengatakan bahwa Iman adalah “Membenarkan dengan hati, mengikrarkan dengan lisan dan mengamalkan dengan anggota badan” (Sumber : Jami’ul ilmi wal hikam, karya Imam Al-Hafizh Ibnu Rajab, At-Tauhid Lish Shaffits Tsani Al-’Ali, karya Al-Allamah Shalih Fauzan Al-Fauzan)

Kesimpulan nya adalah :
”IMAN ADALAH MEMBENARKAN DENGAN HATI, MENGIKRARKAN (MENGUCAPKAN) DENGAN LISAN DAN DILAKUKAN DENGAN PERBUATAN.”

Dengan demikian Iman mencakup, Aqidah (keyakinan), Ahlak, dan Amal Perbuatan.

PENJELASAN (SYARAH) DEFINISI
Iman adalah :
تصديق بالقلب , وإقرارباللسان , وعمل بالأركان
“Membenarkan dengan hati, mengikrarkan dengan lisan dan mengamalkan dengan anggota badan”

“Iman adalah Membenarkan dengan hati” maksudnya membenarkan segala apa yang datang dari Allah Subhanahu wa Ta’ala yang dibawa oleh Rasulullah Shallallahu’alaihi wa Sallam, serta menerima dengan ikhlas.

”Iman adalah Mengikrarkan dengan lisan” maksudnya mengucapkan dua kalimat syahadat ”Laa ilaha illallah wa anna Muhammad Rasulullah” (Tidak ada sesembahan yang haq kecuali Allah dan bahwa Muhammad adalah utusan Allah), serta mengamalkan konsekuensi nya.

”Iman adalah Mengamalkan dengan anggota badan”maksudnya hati mengamalkan dalam bentuk keyakinan, lisan mengamalkan dalam bentuk perkataan, sedangkan anggota badan mengamalkannya dalam bentuk ibadah-ibadah sesuai dengan fungsinya.

Amalan – amalan hati mencakup 24 perkara yang berisikan keyakinan (aqidah) dan niat. Diantara nya adalah Rukun Iman yang enam, Mencintai Allah, Cinta dan Benci karena Allah, Taubat, Syukur, Tawakal, Tidak suka marah, tidak dengki, Ikhlas dan seterus nya

Amalan – Amalan lisan mencakup 7 perkara yaitu Melafazhkan kalimat tauhid, Membaca al-Quran, Mempelajari Ilmu Agama, Mengajarkan Ilmu Agama, Doa, Dzikir, Menjauhi perkataan sia – sia.

Amalan – amalan anggota badan mencakup 38 perkara yaitu 15 perkara yang berhubungan dengan diri, seperti Shalat, Zakat, Bersuci, Menutup Aurat, Memerdekakan budak, Puasa, Haji dan seterus nya.
6 perkara yang berhubungan dengan orang yang dicintai, seperti mendidik anak, berbakti kepada kedua orang tua, menyambung silaturahmi dan seterusnya.
17 perkara yang berhubungan dengan masyarakat, seperti mentaati ulil amri (ulama dan pemerintah), menjawab salam, mendoakan orang yang bersin, menyingkirkan gangguan dari jalan.

PENUTUP 

”IMAN ADALAH MEMBENARKAN DENGAN HATI, MENGIKRARKAN (MENGUCAPKAN) DENGAN LISAN DAN DILAKUKAN DENGAN PERBUATAN. 
”IMAN BISA BERTAMBAH DAN BISA BERKURANG, BERTAMBAH DENGAN KETAATAN DAN BERKURANG DENGAN KEMAKSIATAN. BERTAMBAH HINGGA MENCAPAI TINGKAT TIDAK TERHINGGA, BERKURANG HINGGA HABIS TIDAK TERSISA.

 


sepanjang waktuku ingin dirimu

Sayang,
Ada saat di mana mencari seseorang untuk dicintai ada di akhir daftarku. Berjalan sunyi sendiri di pantai lebih menarik bagiku dibanding dirangkul dalam kehangatan cinta. Terlalu banyak hal yang kompleks dalam bercinta. Aku tak butuh peduli dengan seseorang kecuali pada diriku sendiri.
Sekarang aku merasa sangat bodoh. Aku tak mengerti apa yang dapat membuatku berpikir bahwa aku dapat bertahan tanpa bantuan orang lain. Aku tidak melihat pentingnya sebuah hubungan. Bukankah kehadiran seseorang dapat digantikan oleh binatang peliharaan?
Aku merasakan kesendirian yang tak tergambarkan. Aku hanya bisa menyangkal bahwa aku memerlukan seseorang. Kerja dan prestasi tak dapat memuaskan kekosongan, bahkan karena egoku aku takkan mencarimu.
Aku masih tidak mengetahui apa yang kamu lihat dariku. Aku pikir ak umembodohi semua orang bahwa aku tak membutuhkan siapa-siapa. Kenyataannya, aku membutuhkanmu sepanjang hidupku. Kamu melengkapi hidupku dan mengisi kekosongan hatiku.
Aku mencintaimu setiap hari, sekarang dan selamanya

puisi tentang cinta dan kesetiaan

Seorang wanita bertanya pada seorang pria tentang cinta dan harapan
Wanita berkata ingin menjadi bunga terindah di dunia
Dan pria berkata ingin menjadi matahari.
Wanita tidak mengerti kenapa pria ingin jadi matahari,
bukan kupu kupu atau kumbang yang bisa terus menemani bunga…
Wanita berkata ingin menjadi rembulan
dan pria berkata ingin tetap menjadi matahari.
Wanita semakin bingung karena matahari dan bulan tidak bisa bertemu,
tetapi pria ingin tetap jadi matahari….
Wanita berkata ingin menjadi Phoenix…
yang bisa terbang ke langit jauh di atas matahari,
dan pria berkata ia akan selalu menjadi matahari….
Wanita tersenyum pahit dan kecewa.
Wanita sudah berubah tiga kali…
namun pria tetap keras kepala ingin jadi matahari,
tanpa mau ikut berubah bersama wanita.
Maka wanita pun pergi dan tak pernah lagi kembali
tanpa pernah tahu alasan kenapa pria tetap menjadi matahari….
Pria merenung sendiri dan menatap matahari
Saat wanita jadi bunga, pria ingin menjadi matahari
agar bunga dapat terus hidup
Matahari akan memberikan semua sinarnya untuk bunga
agar ia tumbuh, berkembang.. .
dan terus hidup sebagai bunga yang cantik.
Walau matahari tahu ia hanya dapat memandang dari jauh
dan pada akhirnya kupu kupu yang akan menari bersama bunga.
Ini disebut KASIH….. yaitu memberi tanpa pamrih
Saat wanita jadi bulan,
pria tetap menjadi matahari….
agar bulan dapat terus bersinar indah dan dikagumi.
Cahaya bulan yang indah hanyalah pantulan cahaya matahari,
tetapi saat semua makhluk mengagumi bulan,
siapakah yang ingat kepada matahari?
Matahari rela memberikan cahayanya untuk bulan
walaupun ia sendiri tidak bisa menikmati cahaya bulan…
dilupakan jasanya dan kehilangan kemuliaannya
sebagai pemberi cahaya
agar bulan mendapatkan kemuliaan tersebut….
Ini disebut dengan PENGORBANAN
menyakitkan namun sangat layak untuk cinta.
Saat wanita jadi phoenix yang dapat terbang tinggi,
jauh ke langit bahkan di atas matahari…
Pria tetap selalu jadi matahari
agar phoenix bebas untuk pergi kapan pun ia mau
dan matahari tidak akan mencegahnya
Matahari rela melepaskan phoenix untuk pergi jauh,
namun matahari akan selalu menyimpan
cinta yang membara di dalam hatinya hanya untuk phoenix
Matahari selalu ada untuk phoenix kapan pun ia mau kembali
walau phoenix tidak selalu ada untuk matahari
Tidak akan ada makhluk lain selain phoenix
yang bisa masuk ke dalam matahari dan mendapatkan cintanya….
Ini disebut dengan KESETIAAN
walaupun ditinggal pergi dan dikhianati,
namun tetap menanti dan mau memaafkan
Untuk para wanita…..
Siapakah Matahari yang ada di dalam kehidupanmu?
Bila engkau sudah menemukan dan melihat Matahari dalam kehidupanmu. ..
Pergi, lihat dan jangan pernah meninggalkannya.

Akhlaqul Karimah

Akhlakul karimah merupakan salah satu ciri khas orang Islam, dan Akhlakul karimah itu sendiri pun memiliki berbagai tingkatannya masing-masing. Didalam mengarungi kehidupan ini sangatlah diperlukan kehati-hatian, koreksi dan pengetahuan yang benar, karena banyak sekali orang-orang yang tidak berakhlakul karimah, alasannya supaya jangan salah dalam menempuh kehidupan dalam dunia ini. Maka oleh karena itu sangat diperlukan sekali pengetahuan mengenai tentang berbagai macam akhlak yang benar, terlebih-lebih lagi dengan kemajuan zaman seperti sekarang ini, tujuannya agar kita tidak sampai berakhlak dengan akhlak yang tercela, yaitu akhlak yang tidak mencerminkan akhlakul karimah, seperti yang dianjurkan oleh Al-qur`an dan Al-hadits.
Seiring dengan kemajuan zaman seperti sekarang ini, maka sangatlah diperlukan kehati-hatian yang ekstra sekali mengenai dengan akhlakul karimah, sebab telah banyak orang Islam sekarang ini yang meniru akhlak-akhlak yang tidak mencerminkan akhlakul karimah, dari perbuatan, perkataan dan juga pakaian, kenapa ini bisa terjadi, alasanya cuma satu yaitu kurangnya orang-orang, muballiq dan khatib-khatib yang menjelaskan tentang masalah akhlak. Maka dari saya menghimbau kepada teman-teman sekalian untuk berbuat, menganjurkan orang lain untuk berakhlakul karimah, karena itu adalah citra orang Islam diatas permukaan bumi ini.

AKHLAK

Akhlak berasal dari kata “akhlaq” yang merupakan jama’ dari “khulqu” dari bahasa Arab yang artinya perangai, budi, tabiat dan adab. Akhlak itu terbagi dua yaitu Akhlak yang Mulia atau Akhlak yang Terpuji (Al-Akhlakul Mahmudah) dan Akhlak yang Buruk atau Akhlak yang Tercela (Al-Ahklakul Mazmumah).
Akhlak yang mulia, menurut Imam Ghazali ada 4 perkara; yaitu bijaksana, memelihara diri dari sesuatu yang tidak baik, keberanian (menundukkan kekuatan hawa nafsu) dan bersifat adil. Jelasnya, ia merangkumi sifat-sifat seperti berbakti pada keluarga dan negara, hidup bermasyarakat dan bersilaturahim, berani mempertahankan agama, senantiasa bersyukur dan berterima kasih, sabar dan rida dengan kesengsaraan, berbicara benar dan sebagainya. Masyarakat dan bangsa yang memiliki akhlak mulia adalah penggerak ke arah pembinaan tamadun dan kejayaan yang diridai oleh Allah Subhanahu Wataala. Seperti kata pepatah seorang penyair Mesir, Syauqi Bei: "Hanya saja bangsa itu kekal selama berakhlak. Bila akhlaknya telah lenyap, maka lenyap pulalah bangsa itu".  
Akhlak yang mulia yaitu akhlak yang diridai oleh Allah SWT , akhlak yang baik itu dapat diwujudkan dengan mendekatkan diri kita kepada Allah yaitu dengan mematuhi segala perintahnya dan meninggalkan semua larangannya, mengikuti ajaran-ajaran dari sunnah Rasulullah, mencegah diri kita untuk mendekati yang ma’ruf dan menjauhi yang munkar, seperti firman Allah dalam surat Al-Imran 110 yang artinya “Kamu adalah umat yang terbaik untuk manusia, menuju kepada yang makruf dan mencegah yang mungkar dan beriman kepada Allah”
Akhlak yang buruk itu berasal dari penyakit hati yang keji seperti iri hati, ujub, dengki, sombong, nifaq (munafik), hasud, suudzaan (berprasangka buruk), dan penyakit-penyakit hati yang lainnya, akhlak yang buruk dapat mengakibatkan berbagai macam kerusakan baik bagi orang itu sendiri, orang lain yang di sekitarnya maupun kerusakan lingkungan sekitarnya sebagai contohnya yakni kegagalan dalam membentuk masyarakat yang berakhlak mulia samalah seperti mengakibatkan kehancuran pada bumi ini, sebagai mana firman Allah Subhanahu Wataala dalam Surat Ar-Ruum ayat 41 yang berarti: "Telah timbul pelbagai kerusakan dan bencana alam di darat dan di laut dengan sebab apa yang telah dilakukan oleb tangan manusia. (Timbulnya yang demikian) karena Allah hendak merusakan mereka sebagai dari balasan perbuatan-perbuatan buruk yang mereka lakukan, supaya mereka kembali (insaf dan bertaubat)".
ISLAM MENGUTAMAKAN AKHLAK
            Mungkin banyak diantara kita kurang memperhatikan masalah akhlak. Di satu sisi kita mengutamakan tauhid yang memang merupakan perkara pokok/inti agama ini, berupaya menelaah dan mempelajarinya, namun disisi lain dalam masalah akhlak kurang diperhatikan. Sehingga tidak dapat disalahkan bila ada keluhan-keluhan yang terlontar dari kalangan awam, seperti ucapan : “Wah udah ngerti agama kok kurang ajar sama orang tua.” Atau ucapan : “Dia sih agamanya bagus tapi sama tetangga tidak pedulian…”, dan lain-lain.
            Seharusnya ucapan-ucapan seperti ini ataupun yang semisal dengan ini menjadi cambuk bagi kita untuk mengoreksi diri dan membenahi akhlak. Islam bukanlah agama yang mengabaikan akhlak, bahkan islam mementingkan akhlak. Yang perlu diingat bahwa tauhid sebagai sisi pokok/inti islam yang memang seharusnya kita utamakan, namun tidak berarti mengabaikan perkara penyempurnaannya. Dan akhlak mempunyai hubungan yang erat. Tauhid merupakan realisasi akhlak seorang hamba terhadap Allah dan ini merupakan pokok inti akhlak seorang hamba. Seorang yang bertauhid dan baik akhlaknya berarti ia adalah sebaik-baik manusia. Semakin sempurna tauhid seseorang maka semakin baik akhlaknya, dan sebaliknya bila seorang muwahhid memiliki akhlak yang buruk berarti lemah tauhidnya.

RASUL DIUTUS UNTUK MENYEMPURNAKAN AKHLAK                                                        Muhammad shalallahu ‘alaihi wa salam, rasul kita yang mulia mendapat pujian Allah. Karena ketinggian akhlak beliau sebagaimana firmanNya dalam surat Al Qalam ayat 4. bahkan beliau shalallahu ‘alaihi wa sallam sendiri menegaskan bahwa kedatangannya adalah untuk menyempurnakan akhlak yang ada pada diri manusia, “Hanyalah aku diutus (oleh Allah) untuk menyempurnakan akhlak.” (HR.Ahmad, lihat Ash Shahihah oleh Asy Syaikh al Bani no.45 dan beliau menshahihkannya).
            Anas bin Malik radhiallahu ‘anhu seorang sahabat yang mulia menyatakan: “Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam adalah manusia yang paling baik budi pekertinya.” (HR.Bukhari dan Muslim).
             Dalam hadits lain Anas memuji beliau shalallahu ‘alahi wasallam : “Belum pernah saya menyentuh sutra yang tebal atau tipis lebih halus dari tangan Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam. Saya juga belum pernah mencium bau yang lebih wangi dari bau Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam. Selama sepuluh tahun saya melayani Rasulullah shalallahu ‘alahi wa sallam, belum pernah saya dibentak atau ditegur perbuatan saya : mengapa engkau berbuat ini ? atau mengapa engkau tidak mengerjakan itu ?” (HR. Bukhari dan Muslim).
            Akhlak merupakan tolak ukur kesempurnaan iman seorang hamba sebagaimana telah disabdakan oleh Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam : “Orang mukmin yang paling sempurna imannya ialah yang terbaik akhlaknya.” (HR Tirmidzi, dari abu Hurairah radhiallahu ‘anhu, diriwayatkan juga oleh Ahmad. Disahihkan Al Bani dalam Ash Shahihah No.284 dan 751). Dalam riwayat Bukhari dan Muslim dari Abdillah bin amr bin Al ‘Ash radhiallahu ‘anhuma disebutkan :
“Sesungguhnya sebaik-baik kalian ialah yang terbaik akhlaknya.”
KEUTAMAAN AKHLAK
            Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu mengabarkan bahwa suatu saat Rasulullah pernah ditanya tentang kriteria orang yang paling banyak masuk syurga. Beliau shalallahu ‘alaihi wasallam menjawab : “Taqwa kepada Allah dan Akhlak yang Baik.” (Hadits Shahih Riwayat Tirmidzi, juga diriwayatkan oleh Imam Ahmad. Lihat Riyadus Sholihin no.627, tahqiq Rabbah dan Daqqaq).
             Tatkala Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam menasehati sahabatnya, beliau shalallahu ‘alahi wasallam menggandengkan antara nasehat untuk bertaqwa dengan nasehat untuk bergaul/berakhlak yang baik kepada manusia sebagaimana hadits dari abi dzar, ia berkata bahwa Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda : “Bertaqwalah kepada Allah dimanapun engkau berada dan balaslah perbuatan buruk dengan perbuatan baik niscaya kebaikan itu akan menutupi kejelekan dan bergaullah dengan manusia dengan akhlak yang baik.” (HR Tirmidzi, ia berkata: hadits hasan, dan dishahihkan oleh syaikh Al Salim Al Hilali).
             Dalam timbangan (mizan) amal pada hari kiamat tidak ada yang lebih berat dari pada akhlak yang baik, sebagaimana sabda Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam :            “ Sesuatu yang paling berat dalam mizan (timbangan seorang hamba) adalah akhlak yang baik.” (HR. Abu Daud dan Ahmad, dishahihkan Al Bani. Lihat ash Shahihah Juz 2 hal 535).                                                                                                                                                Dari Jabir radhiallahu ‘anhu berkata : Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : “Sesungguhnya orang yang paling saya kasihi dan yang paling dekat padaku majelisnya di hari kiamat ialah yang terbaik budi pekertinya.” (HR. Tirmidzi dengan sanad hasan. Diriwayatkan juga oleh Ahmad dan dishahihkan oleh Ibnu Hibban. Lihat Ash shahihah Juz 2 hal 418-419).
             Dari hadits-hadits di atas dapat dipahami bahwa akhlak yang paling baik memiliki keutamaan yang tinggi. Karena itu sudah sepantasnya setiap muslimah mengambil akhlak yang baik sebagai perhiasannya. Yang perlu diingat bahwa ukuran baik atau buruk suatu akhlak bukan ditimbang menurut selera individu, bukan pula hitam putih akhlak itu menurut ukuran adat yang dibuat manusia. Karena boleh jadi, yang dianggap baik oleh adat bernilai jelek menurut timbangan syari’at atau sebaliknya.
Jelas bagi kita bahwa semuanya berpatokan pada syari’at, dalam semua masalah termasuk akhlak. Allah sebagai Pembuat syari’at ini, Maha Tahu dengan keluasan ilmu-Nya apa yang mendatangkan kemashlahatan/kebaikan bagi hamba-hamba-Nya. Wallahu Ta’ala a’lam.